Sunday 10 July 2011

film tengah malem..

Malam itu, sembilan Juni 2011. Sendirian makan malam sambil iseng nonton TV di kosan. Cari-cari film seru, biasanya jam segitu jamnya bioskop TR**S TV (biasanya, tapi untuk malem itu ga berlaku). Terus-terusan pindah channel, tapi ga ada juga film yang seru. akhirnya nonton serial sinetron.

Sinetronnya lucu, menceritakan tentang seorang pemuda laki-laki kota yang hidupnya benar-benar hedon lalu mendadak hijrah menjadi orang shaleh. Dia menjadi pimpinan sebuah pondok pesantren. Dia juga lalu menikahi anak dari pimpinan pondok pesantren sebelum dia. Diceritakan pemuda ini mendapatkan berbagai terpaan ujian dalam proses dia menjadi orang shaleh. Mulai dari guru di pesantren yang ga setuju dia jadi pimpinan pondok pesantren, keluarga yang ga setuju dengan pernikahannya, musuhnya dateng dan mengganggu istrinya, sampe ekhirnya keluarga dia kecelakaan. (ckckck... bener-bener sinetron banget daahh..)

Oke, bukan itu ynag mau saya ceritakan. Kembali ke niat awal.
ada bagian di tayangan tersebut yang menarik. Ceritanya di pesantren itu sedang diadakan semacam ta'lim yang diisi oleh seorang ustadz. Dalam tayangan itu, sang Ustadzh bercerita:

-ada seorang lulusan S2 salah satu universitas ternama di luar negeri. Dia anak yang pintar dan cerdas, namun sayang dia tidak memiliki bekal alkhlak yang baik. Suatu hari saat dia pulang ke Indonesia dia menemui seorang ustadz lalu dia bertanya, "ustadz, saya punya tiga pertanyaan. 1.apakah Allah itu benar-benar ada? kalau iya, apa buktinya? 2. apa itu takdir? 3. Katanya setan itu musuh manusia, dan nantinya akan masuk neraka. apakah di neraka setan akan merasakan sakit, padahal dia kan terbuat dari apai dan neraka itu juga isinya api?" sang ustadz kaget mendengar pertanyaan pemuda itu. Pertanyaan yang tidak disangka-sangka.

Sejenak Ustadz menarik napas, lalu dengan seketika tangan ustadz melayang ke wajah pemuda itu dengan keras. Pemuda itu kaget, dan sontak berkata "kenapa ustadz menampar saya???". Ustadz tersenyum lalu berkata, "tamparan ini memiliki tiga makna,:
pertama, apa rasanya tamparan saya? sakit? apa rasa sakit bisa terlihat?" pemuda menjawab," ya, sakit. Rasa sakit mana bisa terlihat..", ustadz melanjutkan "begitulah Allah, Allah tidak terlihat tapi nikmatnya bisa dirasakan" pemuda itu termenung, tanpa membuang waktu ustadz itu melanjutkan jawabannya.

"makna yang ke dua, apa kamu semalam bermimpi akan saya tampar hari ini?", pemuda menjawab "tidak ustadz, tidak sama sekali", "itulah namanya takdir, sesuatu yang terjadi tanpa kita rencanakan atau kita ketahui sebelumnya" ustadz itu lalu melanjutkkan kembali jawabannya, "dan yang terakhir, tamparan saya tadi terasa sakitnya kan. Antum liat ane menampar menggunakan apa?" pemuda menjawab"dengan tangan ustadz", "tangan dilapisi kulit, lalu menyentuh pipi antum. Apa pipi antum dilapisi kulit?", pemuda menjawab "iya ustadz". Sang ustadz melanjutkan "nah begitu juga syaitan, meskipun dia terbuat dari api namun ketika di di neraka dia juga akan merasakan sakitnya neraka meskipun dua-duanya terbuat dari api". Singkat cerita setelah mendengar jawaban dari ustadz, pemuda itu pun sadar dan bertobat.

Ternyata ga semua sinetron itu jelek. Ini salah satu contoh sinetron yang baik (menurut saya). Tayangan televisi ga cuma memberi hiburan semata dengan kekocakan-kekocakannya, pemain-pemainnya yang bisa dijadikan pencuci mata (wooww.. *astagfirullah), juga ceritanya yang sudah bisa ditebak (rata-rata sinetron kan gitu, monoton jalan ceritanya udah ketebak) tapi juga seharusnya tayangan televisi itu mengandung unsur-unsur pendidikan baik moral maupun nilai kehidupan. Karena para artis merupakan publik figur yang lebih didengar oleh masyarakat, dan masyrakat pun lebih tertarik meniru mereka dibanding meniru orang-orang yang sudah ketauan patut jadi teladan. Nantinya para publik figur akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah, apa yang telah mereka ajarakan secara tidak langsung.

Teman-teman, ayo filter tontonan kita. Cari tayangan-tayangan yang bermanfaat. Jangan sampai waktu kita terbuang menonton tayangan yang tidak manfaat.
Jadi inget lirik lagu sebuah grup nasyid dari Malaysia:

"berhibur tiada salahnya karna hiburan itu indah, hanya pa bila salah memilihnya membuat kita jadi bersalah.." (raihan)

hamasah.. ^^

wallahu'alam,