Saturday 5 February 2011

Batu dalam Botol



Siang itu, 5 Februari 2011 aku mendapatkan ide untu membuat kado untuk acara tukar kado saat RG BEM yang pertama tanggal 15 Februari 2011 nanti. Setelah sekian hari memutar otak “kado apa yang harganya maksimal 5000 yaa??”. Aku mendapatkan ide untuk membuat gantungan botol. Ya, gantungan ini dulu menjadi hobi akau semasa SMP dan SMA. Mengumpulkan botol-botol, lalu mengisinya dengan benda-benda yang lucu dan menarik. Hal yang menyenangkan adalah ketika mencari ide benda apa yang kali ini harus aku masukkan. Ternyata sampai saat ini hal itu masih menjadi hobi, terbukti kegiatan tersebut menghilangkan stress aku. Hehe

Oke, kembali ke cerita awal.

Setelah mendapatkan ide itu aku berusaha mencari botol-botol kecil yang masih tersisa. Siapa tahu aja masih ada sisa botol yang tidak terpakai lagi. Aku cari, dan Alhamdulillah ketemu di kamar adikku. ^^Namun ternyata botol yang aku temukan masih ada isinya. Aku lalu mencuci botol tersebut lalu menggantinya dengan batu-batu. Percaya atau engga, hal ini benar-benar menyenangkan, memilah-milah batu yang akan dimasukkan. Dan subhanallah, dalam proses memasukkan batu-batu itu aku mendapatkan ibrah (pelajaran). Ibrah yang menjadi jawaban ‘kesetressan’ aku semalam.

Saat pertama aku memasukkan batu, aku hanya memilih batu-batu yang berukuran besar dan memiliki warna yang terang. Saat aku lihat hasilnya, ternyata menjadi kurang menarik. Hem, “mungkin kurang vasriasi..?” akhirnya aku mengeluarkan batu-batu itu.
Aku lalu mengganti beberapa batu dengan batu lain agar lebih bervariasi. Dengan iseng aku memasukkan sebuah kerang kecil ke dalam batu itu. Lalu setelah selesai aku perhatikan kembali dengan seksama. Ternyata keberadaan kerang itu mengganggu pemandangan batu-batu tersebut. Aku lalu mengeluarkan kerang dan menggantinya dengan batu berwarna merah marun *agar lebih berwarna warni gituu. Setelah aku ganti aku lalu menutup botol itu, lalu memperhatikan lagi. Hemh, ternyata masih kurang menarik. Banyak celah-celah kosong yang kurang enak untuk dipandang. Akhirnya aku putuskan untuk mengeluarka semua batu-batu itu. Dan memilih ulang.

Aku lalu memilih beberapa batu kecil untuk dijadikan pondasi bawah. Lalu setelah itu baru aku masukkan batu-batu yang lain, dengan warna yang berbeda dan ukuran serta bentuk yang berbeda-beda. Setelah selesai aku lalu menutup botol tersebut lalu memandangnya. Subhanallah, ternyata jauh lebih indah dari yang sebelum-sebelumnya.

Nah, udah keliatan ibrahnya dimana? Okee, mari kita bahas..

Memasukkan batu ke dalam botol sama halnya dengan kehidupan. Batu besar memang indah, tapi jika semuanya memiliki warna dan ukuran yang sama rasanya kurang bervariasi, sama dengan kehidupan. Jika dunia ini hanya berisi orang-orang ‘besar’ saja rasanya tidak akan begitu menarik. Malah jadi aneh, dan mungkin tidak akan ada sebutan ‘orang besar’ karena semuanya sama. Tidak ada yang lebih dan yang kurang.

Dalam hal ini, orang ‘kecil’ atau orang yang memiliki kemampuan terbtas pun memiliki porsi yang sama dalam memberi kontribusi di kehidupan ini. Botol yang berisi batu yang besar dan kecil terlihat lebih indah dibanding botol yang berisi batu ukuran besar semua. Batu besar dan batu kecil saling melengkapi, saling mengisi satu sama lain. Itulah indahnya hidup. Orang ‘besar’ dan orang ‘kecil’ yang saling melengkapi satu sama lain.

Separipurna apapun seorang manusia, dia juga pasti memiliki suatu celah yang butuh diisi oleh manusia lain agar hidupnya menjadi lengkap.

Jadi inget sebuah lelucon yang sempat aku dengar dari teman aku saat SMP. Dia bilang “hei kalian yang pinter-pinter, ntar pas ulangan jangan pelit ya. Kalian tuh utang budi sama kita yang ‘bodo-bodo’ ini. Kalo orang kayak kita engga ada, kalian engga bakal dibilang orang pinter.” Sip, celotehan sederhana yang memiliki arti lebih.

Jadi, bagi kita-kita yang merasa sampai saat ini belum bisa memberi arti dan warna pada lingkungan sehingga kadang-kadang kita merasa terabaikan. Jangan langsung berpikir kita tidak berguna, atau berpikir “toh ada atau tidak adanya kita akan tetap sama saja, tidak ada perubahan”. Coba berpikir “kalo ga ada kita, apa mereka bisa dinilai lebih baik oleh orang lain?” bersyukurlah kita bisa menjadi suatu patokan penilaian. Tapi jangan merasa cukup dengan pemikiran itu. Tetap kita harus terus berusaha memberikan kontribusi yang lebih, agar warna kita terasa di lingkungan. Hidup tersa lebih indah ketika kita bisa member warna pada sekitar. Kita diciptakan Tuhan untuk saling melengkapi satu sama lain.

Emm, kembali ke cerita awal. Setelah menemukan komposisi yang pas, aku lalu menyambungkan tali gantungan. Setelah itu aku membelitkan tali kecil di leher botol sebagai pemanis. Dan dalam waktu sekejap, jadi deh gantungan botol batu. Emm, siapa yaa yang nanti dapet gantungan ini?? Mudah-mudahan bermanfaat.

Oia, gantungan ini aku buat dari bahan-bahan yang ada di rumah, ga beli lho (kecuali tali, krena ternyata stok di rumah abis T.T). Heheh. Jadi harga gantungan ini kurang dari 5000. Hihi, ^^

1 comment: